Thursday, September 22, 2016

ME TIME: 11 HARI KELILING JEPANG (PART 1)




Entah sudah berapa kali aku menginjakkan kaki di negeri sakura yang indah ini. Tidak seperti sebelumnya, kali ini aku datang sendirian. Buat apa lagi kalau bukan untuk me time, yeay!! Akhirnya aku bisa menikmati negara ini sendirian.... benar - benar sendirian.

Perjalanan dimulai sejak dari Jakarta. Aku menaiki Garuda Indonesia dengan penerbangan langsung menuju Haneda. Perjalanan ditempuh kurang lebih 7 jam. Selalu nyaman terbang bersama maskapai ini, entah bagaimana jalur yang dilalui sangat mulus jarang terjadi turbulensi, sungguh perjalanan yang memuaskan, ditambah lagi makanan yang bagiku lumayan nikmat untuk kelas dengan tiket ekonomi seharga 3.375.000 rupiah untuk 1 kali jalan. Setelah urusan check in kelar selanjutnya aku menuju counter imigrasi dan menunggu di gate keberangkatan.


Aku melalui malam sendirian.... seperti biasa sulit tidur dipesawat walau pun nyaman. Tak terasa pagi menjelang, setelah sholat subuh di atas pesawat, aku melihat semburat langgit berwarna orange entah di langit negara mana yang sedang ku lalui. Ini bukan kali pertama aku melihatnya, aku pernah melihat ini di atas langit menuju Narita-Tokyo tapi saat itu aku berangkat bersama sipapa. Hmmm.... sepertinya aku sudah mulai merindukannya.

Tak terasa 7 jam sudah berlalu, sudah sempat makan diatas pesawat dan akhirnya roda pesawat sudah menapak di tanah bandara International Haneda - Tokyo, check imigrasi yang saat itu sangat sepi, semua lancar, lalu tiba-tibaaaaaaa...... STOP! Begitu kira-kira yang dikatakan staff bandara sesaat sebelum aku keluar melalui pintu kedatangan. Aku ditanya akan berapa lama tinggal di Jepang, lalu aku jawab sekitar 10 hari, lalu dia menanyakan apa aku membawa barang-barang ini.... sambil disodorkan foto-foto barang terlarang. NO jawab ku, sepertinya pihak bandara heran aku bawa koper sebanyak 3 buah sementara hanya akan tinggal untuk 10 hari saja.

Gara-gara pesenan adik ku yang kebetulan tinggal di Tokyo nih, akhirnya aku harus melalui proses karantina karna membawa banyak titipan masak- memasak untuk kebutuhan makan adik ku yang sedang study di Tokyo University. Yang pasti sih prodak olahan daging gak boleh di bawa masuk Jepang, alhasil bakso dan rendang titipan adik ku harus ditinggal di bandara. Jangan salah loh, beberapa bumbu dapur pun ikut disita, aku lupa jenis apa yang disita karna bawaan ku saat itu banyak bangetttt.... termasuk si buah lemon pun ikut disita (lagian ngapain coba mama iseng banget masukin lemon ke koper , huffffhhh) 
Proses karantina agak lama tertahan di satu macam jenis bumbu dapur, entah apa itu nama daunnya, sepertinya sih daun serai tapi aku sendiri pun gak yakin itu daun apa yang mama ku titipkan untuk dibawa, namapun ibu-ibu (eh aku juga ibu-ibu) segala macam dimasukin koper, salah ku gak pake ngecek lagi apa aja yang di bawa. Lama menunggu pengecekan satu jenis daun itu, akhirnya aku diperbolehkan keluar. Alhamdulillah prosesnya lancar walaupun tidak cepat, yang penting aku bisa keluar bandara dan bisa cepat-cepat istirahat.

Saat sedang duduk menikmati suasana bandara, tiba-tiba aku di dekati seorang yang ngakunya interpol. Lelaki bertubuh tinggi dan cukup ganteng itu memakai setelan jas hitam dan kemudian menunjukan lencananya kepada ku, sambil jongkok dia berbisik: "apa kamu bisa bantu saya?" "sure" jawab ku. Lalu dia minta ditunjukan paspor ku untuk dicatat nama dan nomor paspor ku. Agak takut sih kala itu, secara ya boook aku jalan sendirian gak sewa pocket wifi pula dan gak beli sim card buat jaga-jaga kalau ada keadaan darurat gimana gak bingung baru aja landing uda diterpa banyak cobaan gini. Aku tanya untuk keperluan apa? Lalu dia jawab untuk laporan ke atasannya. Lalu aku katakan, "aku baru saja landing kenapa harus dilaporkan keatasannya?" "itu kalau kamu mau bekerja sama". Karna gak merasa melanggar hukum akhirnya dengan tenang aku berikan paspor ku untuk dia salin. Selanjutnya interpol tadi pamit dari hadapan ku untuk melapor ke atasannya. Ya keleees gw berjilbab, tapi jangan dong disangkut pautkan dengan masalah keamanan negaranya, aseeeem!

Gak mau tertipu dengan tampang interpol yang guanteng tadi, akhirnya aku putuskan untuk melaporkan kejadian itu pada pihak keamanan bandara. Aku sodorkan secarik kertas yang di berikan oleh pak interpol tadi yang berisi nomor telpon polisi yang dapat dihubungin dalam keadaan darurat di Jepang. Lalu aku ceritakan kejadian yang menimpaku, sekaligus memastikan bahwa lelaki ganteng tadi beneran interpol. 30 menit menunggu akhirnya diketahui bahwa benar si ganteng tadi interpol dan data ku aman di tangan mereka. Aku juga ingin kepastian bahwa aku tidak akan terkena masalah seandainya nanti masuk Jepang lagi, dan mereka memastikan tidak akan ada masalah. 

Ah, lega rasanya.... penting banget itu dipastikan bahwa aku bisa masuk Jepang lagi tanpa drama, karna 2 minggu setelah kembali ke Jakarta nanti, aku akan kembali ke Jepang lagi bersama teman-teman.

Setelah melewati babak drama yang menghabiskan waktu akhirnya aku bisa sedikit santai. Dan memulai petualangan ini sendirian!


Haneda International airport

  
JAPAN DAY 1 (8 MARET 2016)

Berhubung banyak bawaan, dan adik ku tidak sedang di rumah jadi lah aku langsung ngebolang sendirian. Tujuan pertama ku adalah stasiun Shinjuku, ngapain lagi kalau bukan untuk menitipkan koper-koper ini di locker yang banyak tersedia di stasiun Shinjuku. Perjalanan pertama dimulai dengan menaiki Airport Limousine (bus) dengan tujuan Shinjuku. Cara beli tiketnya gampang koq, datang aja ke counter penjualan tiketnya yang ada di dekat counter informasi bandara, nanti salesnya akan memberikan kita tiket dengan jam keberangkatan yang telah tercantum di tiket. Turun kebawah melalui lift yang tersedia menuju suttle bus di jalur yang telah tertera di tiket. Antrilah di suttle yang telah ditentukan, jangan lupa cek jam keberangkatan, karna ada beberapa jadwal keberangkatan dalam satu suttle bus. Setelah bus yang dimaksud datang, lihat bagasi dimasukan ke dalam bus oleh petugas, lalu naik dan duduk cantik di dalam bus hingga tiba di tujuan, simple kan?

 
Penampakan interior Airport Limousine Bus


Ada colokan listriknya juga, jadi gak khawatir kalo lowbat


Kalau bawaannya gak banyak sih sebaiknya pakai monorail karna ongkosnya lebih murah apa lagi bagi pemegang JR pass, monorailnya free. Turun di stasiun Hamamatsuco kemudian lanjut menggunakan kereta JR ke tujuan kamu atau menggunakan subway jika tujuan mu tidak dilalui kereta JR. Tentunya subway gak tercover JR pass yaaa. Stasiun Hamamatsuco sendiri adalah stasiun penghubung dari beberapa jenis kereta.

Sesampainya di stasiun Shinjuku, segera ku masukkan koper-koper yang berat itu ke dalam locker seharga 700 yen per hari. Capek sangaaaatlaaah menempuh 7 jam perjalanan ditambah harus mendorong 3 koper dan berakhirlah di sebuah coffee shop persis di samping tempat locker. Gak pernah puas ngopi disini karna buat lidah ku rasa kopinya kurang pas, tapi berhubung lokasi coffee shopnya persis di sebelah tempat berderetnya locker-locker itu, jadilah coffee shop ini selalu menjadi tujuan pertama ku melepas lelah.

Tidak ada wifi yang tersedia disini, jadi lupakan gatget untuk sesaat dan nikmati perjalanan ini!

Pagi hari yang super sibuk di Shinjuku, didalam stasiunnya lebih sibuk lagi!

Line antrian dimulai dari sini

Bolak-balik Jepang teteup harus sedia peta subway yaaa kalo gak mau nyasar

Coffee shop samping locker

Ini sebabnya aku nitipin koper di locker, gak lucu kan ya cyiiin klo naik turun eskalator sambil geret2 koper blom lagi kalo stasiunnya gak ada eskalator, bisa nangis meraung-raung di pojokan stasiun :'(

Numpang mejeng :D


Rasa lelah sudah hilang, saatnya melanjutkan perjalanan menyusuri keramaian jalan Shinjuku menuju The Goverment Building. Puas menikmati panorama pencakar langit dari ketinggian TMG Building, segera kulangkahkan kaki menuju UENO park. Tidak sulit untuk menuju UENO dari stasiun Shinjuku, bisa menggunakan kereta JR ataupun menggunakan subway. Aku memilih menggunakan untuk menggunakan subway, supaya lebih capek aja naik turun tangganya, lumayan bikin langsing.



Tokyo View diambil dari ketinggian TMG Building





Sebenarnya pilihan terdekat untuk jalan-jalan di Shinjuku sih bisa ke Shinjuku Gyoen National Garden, atau kalau mau agak jauh dikit ya ke Yoyogi Park, kalau mau lebih jauh dikit lagi ya ke Harajuku belanjaa cyiiin, tapi hari itu aku sedang ingin keliling UENO park, dan kesanalah kakiku melangkah.

Sesampainya di UENO karna perut keroncongan berakhirlah di sebuah kedai kebab Turki. Gak sengaja sih masuk sini, gara-gara penjualnya bilang "Assalamualaikum" lalu dia mengajak mampir "mampir, duduk. halal....halal" gitu katanya dengan bahasa Indonesia pulak. Ya sudahlah, lagipun udah lapar berat, malas mikir mau makan apa, ya sudahlah kebab pun jadi. Dan alhamdulillah ada tertempel label "HALAL" di kedai kebabnya yang dikeluarkan oleh Japan Halal Foundation. Gimana rasa kebabnya?? Lumayan enak bagi orang yang lagi kelaparan, hehee.





Setelah isi perut perjalanan berlanjut dengan menyusuri taman UENO, mulai dari Danau, kuil-kuilnya,kolam air mancur, museum, UENO zoo hingga taman sakuranya. Sayang sakuranya belom mekar hanya beberapa pohon cherry yang sudah berbunga. Eitsss.... tapi ternyata di depan tangga masuk tamannya, sudah tumbuh 2 pohon sakura yang sangat cantik....alhamdulillah bisa liat sakura lagi.

Early Blooming Sakura, ini bukan sakura pertama bagi saya tapi teteup yaa seneng kalo ngeliatnya :)




Pohon Sakuranya masih gundul, baru beberapa yang mulai tumbuh.














Puas menggelilingi taman, tak terasa sore menjelang. Sudah hampir pukul 5 sore saat aku memutuskan untuk selonjoran dipinggiran kolam air mancur, bersantai bersama puluhan turis berbagai negara lainnya, sambil menikmati tarian air mancur dan lantunan lagu sendu yang mendayu-dayu....aaaaahhhh aktivitas yang gak pentinggg tapi karna dilakukan di Tokyo jadi asik aja.

Tak terasa sudah lewat maghrib, bergegas kulangkahkan kaki menuju Shibuya untuk mampir sebentar di Shibuya Crossing. Tak butuh waktu lama untuk sampai di Shibuya, dan menikmati malam diantara ratusan penyeberang jalan yang lalu lalang di Shibuya Crossing, tak lupa untuk sepintas menyapa patung Hachiko. Lelah melanda, kuputuskan untuk mengakhiri perjalanan hari ini dengan kembali ke stasiun Shinjuku, mengambil koper, lalu menuju Meguro untuk tinggal beberapa hari di rumah adik ku.

Selalu kangen tempat ini, Shibuya Crossing!

Hellow Hachiko!


JAPAN DAY 2 (9 MARET 2016)

Bangun tidur disambut hujan yang mengguyur seharian, suhu udara sekitar 6 derajat celsius....dingiiin kakaaak. Sudah di Japan, apa aku harus kalah dengan hujan ini?? Segera kulangkahkan kaki menuju kamar mandi. Sesaat kemudian aku sudah menapaki jalanan menuju stasiun Meguro untuk melakukan perjalanan ke Ginza. Ngapain ke Ginza?? Shopping kakaaak.... Ginza terkenal dengan pusat belanja kelas atasnya tapi di Ginza juga ada GU, tempat belanja favorit ku. Kenapa favoritnya GU?? Karna murah-murah dan prodaknyanya bagus, tapi jangan salah, banyak baju made in Indonesia disini :)



Puas memakai fasilitas tax free perjalanan berlanjut ke Harajuku. Ada apa di Harajuku?? Banyak kakaaak, di Harajuku ada kuil, bisa foto dengan latar terkenal jalan Harajuku, dan yang paling utama buatku adalah belanja di sepanjang jalan Takeshita street. Ada Daiso yang isinya barang-barang cute harga didominasi oleh 100yen sajah per item, ada banyak toko kosmetik, ada toko sepatu, toko baju dll. Gak bakal cukup waktu 3 jam untuk belanja di sini :D

Pemandangan payung berjalan memenuhi jalanan Takeshita, hujan tampaknya belum mau reda. Tapi hari terus berjalan. Aku memutuskan untuk mengisi perut dengan menu kebab lagi, masih dengan label "HALAL" di depan tokonya, tapi dengan rasa kebab yang jauh lebih enak dari hari sebelumnya yang ku beli di UENO. Sssssttt.... aku nemu sepatu Adidas lucu versi Sakura dengan harga sekitar 950.000 rupiah.




Meiji Jingu Mae





Perjalanan berlanjut untuk sekedar shopping di Shibuya, Karna dengar info harga tas Bao-Bao yang murah, akhirnya aku kembali menyusuri jalanan Shibuya menuju counter Bao-Bao. Harganya sih rata-rata 4,5jt-5jt an dan ada yang lebih tergantung model. Murah gak?? Aku gak tau karna gak punya patokan harga di Indonesia. Tapi berhubung aku kurang cocok dengan modelnya dan kurang cocok dengan duitnya, ya sudahlah lupakan saja itu Bao-Bao :(


 JAPAN DAY 3 (10 MARET 2016)

Hari ini pagi-pagi sekali aku dan adik ku beserta keluarganya sudah jalan menuju Gala Yuzawa, yeay.... hari ini kita main saljuuuuu....
Hanya dibutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan dari Tokyo menuju resort Gala Yuzawa dengan menggunakan Shinkansen. Sesampainya di tujuan, bayar tiket masuk dan menyewa beberapa property untuk kepentingan main salju. Bagi yang gak bawa baju ganti dan takut bajunya basah, bisa lho sewa baju hangat disana, dijamin baju yang kamu pakai gak basah karna baju yang disewa waterprof :)






Sebelum benar-benar menyentuh salju, sebelumnya kita menggunakan gandola menuju ski resortnya. Pemandangan dari atas gandolanya luarrr biasa kakakkkk, macam gambar-gambar di wallpaper komputer, salju terhampar disepanjang perjalanan gandola.

Perjalanan gandola hanya sekitar 5 menit dan sampailah di ski resort Gala Yuzawa. Siap-siap berseluncurrr karna hari ini kita akan main seluncuran di salju sepuasnyaaaaa :D
Untuk profesional sih bisa langsung main ski, naik gandola lagi ke atas lalu meluncur diantara hamparan salju, berhubung aku pemula...cukuplah cuma dengan meluncur menggunakan sleed #cemen
















Puas rasanya main seharian disini, merasakan saat resort masih sepi hingga tutup. Saat salju masih tipis hingga mulai menebal. Senang rasanya merasakan saat salju turun mengenai pipi...aaah, andai kamu disini.... rasa dingin ini masih belum seberapa dibanding dinginnya hati ini saat kamu gak disisi #eeeaaaa curcol

eh, gimana kalau lapar melanda?? tenang aja, ada foodcourt koq yang menjual makan siang kita. So, puas-puasin main saljunyaaaaaaa :D
eehh... sholatnya gimana?? Banyak koq spot2 kosong untuk dipakai tempat sholat, tenang aja di Jepang orangnya baik-baik, mereka sangat menghargai perbedaan agama, jadi mo sholat dimana pun selama gak mengganggu orang lain rasanya sah-sah aja.


JAPAN DAY 4 (11 MARET 2016)

Hari ini rutenya ke Kawaguchiko, mo ngapain lagi kalau bukan untuk ngeliat gunung Fuji dari dekat. Tidak seperti biasanya yang tinggal duduk di bus lalu tinggal turun di Kawaguchiko, kali ini aku berangkat menggunakan kereta. Capeeek kakaaak karena harus ganti-ganti kereta. Sesampainya di Kawaguchiko cuaca mendung.... kabut teballl jadi aku putuskan untuk menginap di hostel yang berlokasi persis di depan stasiun Kawaguchiko dengan rate permalam untuk kamar dorm seharga 400 ribu rupiah, pesannya dadakan via bookingdotcom karna ngeliat hari itu mendung banget dan MT. Fuji sama sekali gak tampak, jadilah ku putuskan untuk menginap semalam di Kawaguchiko Station Inn. Kamarnya campur ya laki perempuan, gak bisa milih karna itu satu-satunya bed yang tersisa lagipun cuma untuk semalam. lagipula namapun me time jadi aku kesana kesini tanpa perencanaan dan perhitungan biaya yang penting hati senang dan gak kurang uang, hahaha. 



hmmmm.... cakeppp yaah keretanya, cuss ke Jepang cobain naik kereta inih!



Tak apalah tampak mengembang yaaa.... yg penting gak kedinginan :D


Niatnya sih besok pagi mau jalan-jalan keliling Kawaguchiko, tapi niat tinggal niat, udara dingin selalu menghentikan langkahku untuk menjelajah dan lebih memilih untuk santai berendam didalam onsen yang tersedia di hostel. Lumayanlah sepiiiii gak ada orang sama sekali, ya keleees orang-orang lagi pada mencar menikmati pemandangan, siapa yang rela jauh-jauh dateng ke Kawaguchiko cuma rendeman di onsen trus bobok syantiiiik macam akuh inih.


Jam 2 siang aja suhunya segini, gimana gak bikin pengen rendeman air angettt

Angetttttt cendrung panas sih, tapi nyemplung lebih ademlah dibanding menggigil karna suhunya udah diluar batas ketahanan tubuh akuh :D

Abis rendeman jangan lupa mandi disini, gak boleh pake pakaian sehelai pun yaaa.... ingat, walopun ini public bath tapi judulnya onsen jd harus n*ked berjamaah :D


Penampakan Mix dorm, walopun bisa hadapan muka, tapi teteupp loh cuek-cuekan.

Masuk toilet pake sandal yaaa... walopun bersih bgtt tapi teteup dong dikasih sandal

Closet plus penghangat

Jangan lupa ngaca, kali-kali masih ada sabun di muka
Ini shower roomnya


Jangan lupa nimbang yaa.... uda naek berapa Kg selama di Jepang? :D
Percaya gak sih, ini kamar mix dorm tanpa sekat pembatas tapi sangat sunyi meskipun seluruh penghuninya ada di atas kasur. Kami disini semua saling menghormati privasi masing-masing. Hal ini yang gak bisa aku pelajari saat dengan egoisnya menginap di kamar hotel berbintang sendirian. Pukul 5 pagi mulai terdengar suara langkah-langkah kaki, mungkin ke toilet. Pukul 6 pagi aku beranjak dari tempat tidur, dan kamar udah kosong dong, beneran luar biasa orang-orang ini, semangat amat ya jalan-jalannya.... alhamdulillah bisa make onsen sendirian gak perlu malu kalo harus n*ked hahaha.

Selesai berendam, ngeringin rambut dan kembali ke kamar, masih juga sendirian. Hotel ini tampak lengang walaupun sebenarnya semalam penuh penghuni. Aku sarapan sendirian tanpa teman juga tanpa terlihat satu batang hidung pun penghuni lain, benar-benar sunyi. Pukul 08.20 saat aku keluar penginapan, udara dingin mulai terasa menusuk hingga ke jantung. Bukan lebay, tapi suhunya gak sampai 1 derajat celcius,ugghhh andai kamu disini #curcollagi.
 
Tambah sarapan bayar lagi 500 yen/orang

Sepiiiiii... anggap aja rumah sendiri :D





suhunya bikin pengen selimbutan.


Gini lah perjalanan me time ku, buang-buang waktu.... jalannya suka-suka aja dan tempat-tempat yang dikunjungi juga cuma tempat belanja, lah mau apa lagi secara Tokyo sudah hampir semua pelosoknya aku jelajahi. 1 tahun 4x ke Jepang kakaaaak.... lama-lama hapal juga kan, heheee. Mo tau perasaan ku tiap ke Tokyo?? Aku merasa kayak orang mudik, senang rasanya bisa pulang kampung :D



TO BE CONTINUE PART 2


















1 comment:

  1. Mba tetha mau tanya dong.
    Saya kan waktu apply visa mencantumkan hotel booking.com untuk di penginapan. Tapi pada kenyataannya saya pakai airbnb.
    Nah pada saat masuk bandara jepang, dalam pengisian form imigrasi tulis alamat airbnb saja ya? Kalo misalnya ditanya sama petugas imigrasi sebaiknya saya bilang menginap dimana?
    Krn saya diminta oleh host airbnb saya, ketika ditanya oleh orang imigrasi jgn pernah mention menginap lewat airbnb, bilangnya menginap di apartemen teman saja.
    Apakah itu tdk apa2? Soalnya saya apply ke jepang kan pakai visa turis bukannya mau mengunjungi keluarga atau teman.

    Mohon pencerahannya mba, sebagai suhu yg pengalamannya sudah banyak hehe. Makasih

    ReplyDelete