Wednesday, April 23, 2014

LAUTAN MANUSIA DI SENSOJI TEMPLE, ASAKUSA


Sedikit intermezo mengenai sejarah Sensoji Temple.

Menurut sejarah, bangunan kuil ini pertama kali dibangun tahun 645, dengan nama Asakusa Kannon Temple. Merujuk pada legenda awal berdirinya kuil, konon pada tahun 628 sepasang nelayan kakak beradik, Hinokuma Hanamari dan Hinokuma Takenari, menemukan patung Dewi Kannon yang hanyut di Sungai Sumida. Kepala Desa kemudian membangun kuil untuk menghormati patung Dewi Kannon (Bodhisattva Kannon), yang juga dikenal sebagai Guan Yi, Dewi Welas Asih. Kuil yang kemudian diberi nama Kuil Sensoji ini dikenal sebagai kuil Buddha tertua di Tokyo.

 Pintu terluar Kuil Sensoji menampilkan gerbang megah yang disebut "Kaminarimon" sekaligus menjadi simbol dari Asakusa. Terdapat lentera kertas (lampion) berukuran besar di bagian tengahnya sebagai ciri khas kuil ini. Di kanan dan kiri gerbang terdapat dua patung dewa pelindung, yaitu Raijin (Dewa Petir) dan Fujin (Dewa Angin). Setelah melewati gerbang utama, pengunjung akan melewati Nakamise Douri (Nakamise Shopping Street), sebuah jalan sepanjang kurang lebih 200-250 meter, yang di sepanjang jalan tersebut terdapat lebih dari 100 toko yang menjual oleh-oleh khas Jepang.

Ujung dari Nakamise Street ini adalah sebuah gerbang yang menjadi pintu masuk ke Kuil Sensoji, yaitu Hozomon Gate (Treasure House Gate) yang dipersembahkan untuk Dewi Kannon. Sebelum sampai ke main hall, kita dapat melihat semacam tempat untuk mengambil air suci dan juga tempat pembakaran dupa. Orang yang akan bersembahyang akan membeli dupa dan meletakkan dupa itu di tempat yang telah disediakan. Asap dupa itu dikibas-kibaskan ke dirinya. Kemudian di sampingnya terdapat tempat sumber air untuk membersihkan diri, tangan ataupun mulut. Tujuannya adalah untuk membersihkan diri dari bermacam hal yang kurang baik.

Selanjutnya, pengunjung dapat langsung melihat bangunan utama dari Kuil Sensoji yaitu main hall, yang memiliki nama lain Kannondo Hall yang berdiri megah dan indah dengan dominasi warna vermilion. Berseberangan dengan kuil terlihat pagoda setinggi lima tingkat di sebelah kiri sebagai tempat pemujaan para arwah, dan berbagai tempat untuk menarik ramalan nasib dan toko suvenir yang berderet di kanan dan kiri koridor. Pengunjung dapat menarik ramalan setelah mendonasikan 100 yen. Konon ramalan di kuil ini terkenal akan ketepatannya. Hasil ramalan bisa digantung atau dibawa pulang.
Di dalam kuil utama, Kannondo Hall, pengunjung dapat berdoa dengan cara mengatupkan kedua tangan (seperti posisi berdoa dalam ajaran Buddha) di depan patung Dewi Kannon, sambil mengucapkan kalimat "Namu kanzeon bosatsu" yang kurang lebih berarti "Saya memercayai Bodhisattva Kannon". Pengunjung bisa melihat lukisan-lukisan kuno, seperti naga dan seorang dewi di atap kuil.

Dari Kannondo Hall, pengunjung dapat mengitari kompleks kuil. Kuil Sensoji ini juga memiliki banyak bangunan yang tersebar ke dalam beberapa blok. Seluruhnya menarik untuk dijelajahi, karena setiap bangunan memiliki fungsi dan sejarah yang berbeda-beda. Di sini juga terdapat Kyakuden (gedung tempat menerima tamu), Ojoin (perpustakaan dan ruang sekolah), dan taman yang indah. Kyakuden dan Ojoin dibangun pada tahun 1777 dan 1871 dan masih sangat terawat hingga saat ini.
Kuil Sensoji juga mempunyai agenda tahunan yaitu acara festival Sanja Matsuri. Diadakan pada bulan Mei, dan berlangsung selama tiga hari pada akhir pekan. Selain prosesi keagamaan, terdapat juga parade, pemusik, dan penari, serta para geisha pada festival ini. Kuil Sensoji menjadi pesona menarik bagi yang ingin mengetahui kebudayaan Jepang pada masa lampaunya.( kutipan dari Jurnal Nasional, Minggu 02 Desember 2012 oleh Ratu Selvi Agnesia ).
-----------------------------------------------------------------------------
Untuk mengunjungi Sensoji Temple,Asakusa dari Shinjuku silahkan baca rutenya disini.
Pada saat kunjungan ku ke sana, bagian luar dari pintu masuk Sensoji Temple sedang dalam renovasi. Penutupan sebagian jalan membuat pengunjung tampak padat mengantri untuk dapat masuk ke bagian dalam kuil ini.

Renovasi bagian luar Sensoji Temple
Masuk lebih dalam sebelum bertemu kuil Sensoji pemandangan pertama yang terlihat adalah deretan toko penjual barang souvenir. Disana dijajakan dagangan mulai dari souvenir yang bentuknya kecil hingga besar, mulai harga puluhan ribu hingga jutaan. Disamping barang, tersedia juga gerai-gerai makanan untuk oleh-oleh. Setelah aku bandingan dengan beberapa tempat jual souvenir, ternyata belanja souvenir di pelataran Sensoji Temple ini adalah yang termurah, meskipun beberapa item harganya sama dengan yang di jual di duty free di airport. Pembayaran pun dibeberapa gerai dapat dilakukan menggunakan kartu berlogo visa dan master card.

toko souvenir di sepanjang jalan kanan dan kiri menuju main hall Sensoji Temple
ckckckck.... lautan manusia di hari kerja,gimana klo di hari libur??

Diasapi dulu sebelum masuk kuil biar bersih (suci)

Tokyo Sky Tree dilihat dari Sensoji Temple
Ada kejadian lucu saat pertama aku memasuki gerbang kuil. Diantara sesaknya pengunjung siang itu aku melihat serombongan turis yang sedang duduk-duduk ngemper persis di sebelah kiri gerbang masuk. Aku lihat hanya serombongan turis itu saja yang tampaknya selonjoran di lantai jalan. Sementara turis lain memilih untuk mencari tempat duduk atau setidaknya duduk di tempat yang lebih pantas dibanding di jalanan. Dalam hati aku berkata: "duh....kayak orang Indonesia aja, kalo capek sukanya selonjoran disembarang tempat". Belum sempat aku berfikir maca-macam, dan ternyata oh ternyata..... terkejut sangat bahwa serombongan turis itu berasal dari Indonesia...... dooooohhhhhhh...... *tutup muka* #miris

Kebayang gak sih kaya-kayanya orang Indonesia, tiap tempat wisata di Japan yang aku kunjungi belum pernah gak ketemu sama orang Indonesia. Mana bawaan buntelan belanjaannya itu gede-gede banget.... itu tandanya mereka datang bawa duit banyak kan yah...yah...yah.... secara belanjanya aja pada banyak gitu. Saat aku tanya pun rata-rata mereka menginap di hotel 4* dan 5* daerah shinjuku dan sekitarnya, jelas bukan perjalanan minim duit.

Betapa kaya-kayanya orang Indonesia, tapi sayang.... sungguh sayang.... itu attitude kurang dijaga!
Padahal yah, jalan keluar negeri itu, kita membawa nama bangsa lho..... Percaya atau enggak, tiap aku jalan lalu berkesempatan ngobrol dengan penduduk lokal ataupun sesama turis yang pertama ditanya pasti "dari negara mana?" Jangan sampe ya orang negara lain menempelkan label yang sama pada semua orang Indonesia! #kabur

Lanjut cerita tentang pengalaman mengunjungi Sensoji Temple, hal menarik yang aku temukan di Sensoji Temple ini adalah kenyataan bahwa tiap doa yang ingin dipanjatkan sebelum memulainya diharuskan disarankan mendonasikan uang dengan cara melempar koin (uang) terlebih dahulu ke tempat koin yang tersedia. Gileee.... tempat koinnya gede cuy!

Silahkan lempar koin sebelum berdoa
Silahkan lempar koin lagi sebelum berdoa
Kalo mau dapat ramalan doa, silahkan donasikan lagi koin ke dalam tempat yang tersedia lalu kocok2 kaleng nomer yang mana kaleng tersebut akan mengeluarkan nomer locker tempat ramalan di taruh. Ambil kertas ramalan tsb, baca dan bawa pulang.








gate menuju Tokyo Sky Tree
Sebenarnya wisata sejarah kayak gini kurang menarik buat ku. Berhubung di Japan tempat wisatanya kebanyakan kuil-kuil untuk sekedar ingin tahu ya aku kunjungi juga kuil-kuil disini satu per satu. Tapi kalo untuk di kunjungi berkali-kali kayaknya masih lebih ngangenin tanah lotnya Bali :)


SENSOJI TEMPLE
Address: Japan, 〒111-0032 Tokyo, Taitō, Asakusa, 2−3−1
Phone:+81 3-3842-0181
Hours: Main Hall 06:00 to 17:00 (from 06:30 from October to March) Temple grounds always open
Admission: Free  
Clossing: No closing days 



No comments:

Post a Comment