Tuesday, September 23, 2014

MEMILIH SEKOLAH SD TERBAIK


Aselik pusing banget ini kepala mikirin dimana bakalan nyekolahin si kakak Aya setelah lulus TK. Emak rempong macam saya ini banyak maunya.... mau sekolahan bagus, bersih, berprestasi dengan fasilitas yg cakep dan sistem pendidikan yg gak bikin anak bosen sekolah..... Nah untuk yg terakhir itu pengalaman saya, krn buat saya sekolah itu MEMBOSANKAN! Padahal tuh yaaa...bukan mau sombong, ini kenyataan bahwa saya waktu di SD *catet SD* saya salah satu murid berprestasi. Rangking saya gak jauh dari rangking 1 *catet lagi SATU* sampe bosen tiap thn dari kelas 1 s/d kelas 5 SD rangking saya gak beranjak selalu rangking 1. Dan jaman dulu itu emak bapak saya bangga bgt punya anak kayak saya gini. Padahal sayanya mah biasa aja. Tiap mau bagi raport saya udah tau duluan....aaaahhh pasti rangking 1 lagi!

Pernah sih dapat rangking 2 gara-gara saya gak sekolah 3 bulan akibat sakit, tapi meskipun gak sekolah selama 3 bulan, karna otak saya emang encer, jadinya teteuppp donk dapet rangking meskipun cuma rangking 2. Tapi itu cerita sekolah saya di daerah, tepatnya di Jambi. Kelas 5 SD saya hijrah ke Bandung, dan disana saya dapat rangking 5 sampai lulus ya rangking 5 (cerita apa sih ini? oke skip).

Dan bersekolah di sekolah negeri itu bagi saya sangat membosankan. Harus selalu dengerin guru, ngerjain PR yang setumpuk dan banyak ulangannya, aktivitas diluar sekolah pun gak banyak pilihan. Saya kurang suka dengan aktivitas kayak gitu. Tapi saat-saat seperti itu tetap harus dilalui kan yah..... klo gak gimana mungkin akhirnya saya lulus kuliah, eh gini-gini saya lulusan UNPAD *sok bangga*

Berkaca pada pengalaman saya, maka saya berkeinginan kalo bisa cari sekolah SD yang se fun saat Aya masih TK. Karna di TK yang sekarang ini dia tampak fun dan happy sangat lah. Perlu sebut nama TKnya gak? Udah pada tau juga kali yah, secara diposingan dulu pernah disebut. Yup! Aya sekolah di TK Madania Jl. Kahfi 1 Jaksel. Di TK Madania ini fasilitasnya oke, mainannya banyak, ada mini kitchennya juga, ada kolam renang yang seminggu sekali anak-anak pada nge byur disana. Dan bukan sembarang byar-byur tapi beneran ada guru renangnya. Alhamdulillah 1thn sekolah di sana Aya jadi bisa berenang. Ditunjang lagi sama guru-guru dan staff yang kompeten, helpernya banyak pula. Di Madania itu udah seperti rumah ke 2 bagi Aya. Dia happy sangatlah! Saya pun sebagai ortu merasa senang dan tenang nitipin Aya untuk menuntut ilmu *bermain lebih tepatnya* di Madania. Dan saya gak berani merenggut kebahagiaan itu selepas dia lulus
nanti.


Orang bilang SD itu saatnya anak belajar lebih serius. aaahhh.... buat saya mah belajar gak harus serius amat, toh saya gak menuntut anak saya juara di akademik. Saya lebih menyukai anak saya menjadi cerdas walaupun gak paling cerdas dikelasnya, berpengetahuan luas, kreatif, bermoral baik, dan kelak mampu bersaing di era globalisasi. Diatas itu semua, saya menginginkan kebahagiaan bagi anak-anak saya. Saya akan memaki-maki diri saya bila anak saya juara di akademik tapi ternyata dalam prosesnya dia tidak bahagia. Saya akan menjadi ortu yang tidak bahagia bila dalam proses menjemput masa depan, anak-anak saya tidak bahagia. Dan untuk itu semua, diperlukan pemikiran yang matang, dimana selanjutnya sekolah yang pas untuk Aya selepas TK, di SD mana?? *tuing....tuing* kepala langsung cenat-cenut.....

Mulai dari SD yang dekat rumah sampai yang jauhnya audzubillaaaaahhhhhh..... alhamdulillah sudah saya telusuri. Dan semua sekolah selalu ada plus minusnya. Akhirnya saya sadar, bahwa semua sekolah itu pada dasarnya bagus. Sekarang tergantung dari kebutuhan dan keinginan kita akan sekolah itu, lalu sesuaikan dengan budget. Banyak orang berbondong-bondong daftar di sekolah A yang katanya sangat bagus sampai para ibu pun rela mendaftarkan anaknya yg baru lahir supaya bisa diterima disekolah itu beberapa tahun kedepan saat umur anaknya sudah cukup untuk sekolah. Padahal sekolah yang bagus untuk anak lain belum tentu cocok untuk anak kita. Tiap anak unik, tiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda akan pelajaran dan tiap orang tua memiliki goals yang berbeda-beda terhadap pendidikan anaknya. Maka akhirnya saya menyadari bahwa untuk mendapatkan sekolah lanjutan yang terbaik bagi buah hati saya, bukan dengan jalan melacak catatan baik sekolah semata, melainkan mencari sekolah yang sesuai goals saya terhadap anak, disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan saya dan anak tentunya, kemudian disesuaikan dengan budget. 

Lalu apa sih goals saya untuk pendidikan anak-anak saya??
Simple sih, seperti yang saya sebutkan tadi saya hanya ingin anak saya cerdas, kreatif, berpengetahuan luas, bermoral baik, dan kelak mampu bersaing di era globalisasi.
Kemudian saya harus mencari sekolah yang dapat mengakomodir semua goals saya, tentunya disesuaikan dengan keinginan anak.

Mengapa saya ingin anak selain cerdas juga kreatif?? Kecerdasan biasanya berhubungan dengan belahan otak kiri, kreativitas biasanya berhubungan dengan belahan otak kanan. Kalau bisa saya ingin agar otak kanan dan kiri anak saya bekerja seimbang. Saat kecil biasanya anak-anak lebih dominan otak kanannya, itu terbukti dengan kreativitas dan ide-ide yang selalu diciptakan anak. Semakin bertambahnya usia, biasanya kemampuan otak kanan anak akan berkurang karna dibebani banyak pelajaran akademik yang membutuhkan peran otak kiri. Kebanyakan sekolah hanya membebani anak-anak dengan hal akademik, saling kejar nilai tertinggi tanpa ikut mengasah kemampuan otak kanan. Padahal untuk menciptakan generasi yang isyaAllah unggul harus diciptakan keseimbangan berfikir antara otak kanan dan kiri.
Sehingga keduanya sangat penting, karena itu keduanya harus dikembangkan secara seimbang dan sengaja agar fungsi masing-masing belahan berjalan seimbang dan saling menguatkan. Jika hanya terfokus pada salah satu belahan maka belahan yang kurang berkembang akan terhambat dan tidak berkembang dalam menjalankan fungsinya. Seseorang akan menjadi miskin kreativitas bila ia lebih banyak dirangsang untuk menggunakan belahan otak kirinya saja, tetapi seseorang tidak dapat dikatakan kreatif saat dia menggunakan otak kanan saja karena sesuatu yang dikatakan kreatif karena dilakukan atau dieksekusi/ action, dimana hal ini dilakukan oleh otak kiri. Sebaliknya jika fungsi belahan otak kanannya yang “katanya” lebih kerap digunakan (dominan) maka tidak ada tindakan atau action dalam kehidupan sehari-hari.

Apa Cerdas saja tidak cukup?
Sejauh ini saya banyak melihat orang cerdas yang tidak memiliki kesempatan bekerja diperusahaan besar dengan bayaran yang tinggi. Tetapi banyak orang yang cerdas dan kreatif mampu menghasilkan banyak uang dari perpaduan kecerdasan dan kreatifitasnya. Mengapa begitu? Karna orang yang kreatif akan selalu memiliki ide dan ide hampir selalu menghasilkan uang! Orang cerdas dan kreatif, apabila tidak mendapatkan pekerjaan maka ia akan mampu menciptakan pekerjaan dari idenya. Menggunakan dua belahan otak jauh lebih hebat dari pada satu saja.

Nah untuk tetap melatih otak kanan anak saya berjalan baik, kemampuan musik, seni dan kreativitasnya harus terus diasah, bila tidak diakomodir disekolah berarti saya harus memfasilitasi diluar jam sekolah. Sementara saya menginginkan anak-anak banyak bermain dengan saya dan papanya diluar jam sekolah. Maka saya membutuhkan sekolah yang dapat mengakomodir goals saya, dengan konsekuensi apapun agar anak-anak saya tetap memiliki banyak waktu luang di luar jam sekolah tetapi goals saya terhadap pendidikan anak bisa tercapai dan anak tetap happy tentunya.

Dan sekolah yang cocok untuk semua itu sejauh ini hanya SD Madania, mereka memiliki kurikulum dan fasilitas sekolah yang sesuai dengan goals saya, biaya pun sesuai budget dan Aya terlihat sangat senang berada disekolah itu. Tapiiiii.... selalu ada tapinya yaaa.... JAUH di Parung sana! *mari dipikirkan lagi*

No comments:

Post a Comment