Friday, May 23, 2014

TSURUGAOKA HATCHIMANGU KUIL TENAR DI KAMAKURA

Tsurugaoka Hatchimangu
Langit Tokyo tampak cerah siang itu. Matahari terik yang membakar kulit tak terasa perihnya tertutup suhu udara yang saat itu hanya 10 derajat celsius. Aku sangat menyukai suhu udara Tokyo pada bulan April. Dengan suhu sejuk begitu, aku dapat dengan leluasa berjalan kaki mengelilingi Tokyo walau harus terus melangkahkan kaki beberapa kilo meter jauhnya tanpa merasa haus dan lelah. Efek positifnya pulang dari Jepang berat badan turun 2kg *horeee*

Siang itu aku memilih untuk mengunjungi Kamakura yang bila ditempuh menggunakan kereta akan menghabiskan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Untuk bisa sampai kesana aku harus menggunakan kereta Odakyu kemudian transfer kereta menggunakan Enoden. Tiket keretanya sendiri dapat dibeli di counter Odakyu seharga 1470 yen untuk penggunaan sehari penuh. Kamakura sering disebut - sebut sebagai Kyoto kecil di Tokyo, karna suasana lingkungannya yang tenang memang mirip dengan Kyoto. Meskipun dalam perjalanan ku kali ini tidak sempat mengunjungi Kyoto, tapi berkunjung ke Kamakura cukup menghilangkan rasa penasaran terhadap Kyoto.
Pemandangan wanita Jepang berjalan dengan menggunakan kimono banyak di jumpai di Kamakura. Disini juga aku dapat menjumpai seorang ibu berjalan sambil mengandeng anak, pemandangan ini tak pernah ku jumpai selama beberapa hari di Tokyo yang super sibuk, disetiap jalan yang terlihat hanya para pekerja kantor lalu lalang kesana-kemari, sungguh berbeda dengan Kamakura yang super tenang.

Stasiun Kamakura sendiri adalah stasiun kecil namun tertata dengan apik. Kebersihan sungguh sangat terjaga meskipun hampir seantero Jepang yang aku singgahi tidak menyediakan tempat sampah layaknya di negeri ku tercinta Indonesia. Tetapi disini semua masyarakatnya sadar akan kebersihan lingkungan, setiap keluar rumah mereka membawa kantong plastik untuk membuang sampah. Bila tidak menemukan tempat sampah selama perjalanan, maka sampahnya mereka bawa kembali ke rumah. Tong sampah di dalam satu rumahpun terdiri dari beberapa unit, untuk kertas, plastik, botol, dan sampah rumah tangga semua dipisah tidak di jadikan satu.

Kembali ke topik mengenai Stasiun Kamakura, sungguh salut dibuatnya. Stasiun sekecil ini pun sangat nyaman bagi orang-orang berkebutuhan khusus. Ada penanda dimana para tuna netra harus berhenti untuk menunggu kereta. Antrian orang untuk naik dan turun pun dibedakan jadi tidak akan saling berdesakan. Setiap jalanan di Jepang sudah dilengkapi dengan penanda bagi para penyandang tuna netra. Dijalanan ada penanda khusus bagi tuna netra yaitu segaris jalanan berwarna kuning, semua jalanan Jepang diatur dengan rapihnya tanpa kecuali di dalam stasiun sekecil Kamakura. Sungguh luar biasa pemerintah Jepang sangat memperhatikan masalah jalanan bagi penyandang tuna netra. Jepang memang surga bagi para pejalan kaki.

Kamakura Station
garis kuning sebelah kanan, itu jalanan khusus tuna netra
Puas menikmati wilayah sekitar stasiun Kamakura, sore itu aku menyusuri Komatci-dori menuju Kuil Shinto yang paling terkenal di Kamakura yaitu Tsurugaoka Hatchimangu. Jalanan Komatchi-dori sendiri merupakan pusat belanja oleh-oleh di Kamakura. Di kanan kiri jalan dapat ditemukan berbagai penjual souvenir, makanan, cafe dan sebagainya, yang setiap gerai makanan menyediakan sample untuk dicicipi. Pada hari libur jalanan kecil ini yang hanya cukup untuk 2 mobil akan dipadati oleh para wisatawan, beruntung aku berkunjung saat hari kerja meskipun tetap saja ramai pengunjung tapi masih cukup leluasa untuk dapat berjalan dan keluar masuk toko souvenir.

ikon Komatchi-dori
jalanan Komatchi-dori





Sesampainya di Tsurugaoka Hatchimangu, rupanya sudah sepi pengunjung. Ya iyalah datangnya saja sudah pukul 5 sore, menurut ngana?
Tanggung sudah sampai disana, aku putuskan untuk tetap mengelilingi kuil sekalian narsis foto- foto. Seperti biasa, tiap ingin di foto karna aku gak bawa tripot maka wisatawan lain akan jadi sasaran ku untuk menjadi fotografer pribadi untuk sementara.






jajaran kertas doa
tumpukan kertas doa

jajaran gentong sake



Bunga Sakura rontok di tiup angin
Puas mengabadikan kuil shinto Tsurugaoka Hatchimangu dan sekitarnya, dan berhubung sudah hampir mahgrib, aku segera kembali menuju stasiun Kamakura untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Shinjuku. Masih melewati jalanan Komatci-dori yang kali ini sudah sepi hanya beberapa toko yang masih setia untuk disinggahi, aku melihat ada gerai kopi yang tempatnya sangat nyaman. Sangat ingin singgah disana, apa daya malam sudah menjelang dan aku harus segera kembali ke Shinjuku. Mungkin lain kali jika ada kesempatan kembali ke Kamakura, aku akan mencoba suguhan kopi dari gerai kopi yang aku lewati ini, semoga.

Ada keunikan sendiri saat menghabiskan waktu didalam kereta di perjalanan pulang. Sore yang nyaris malam itu rupanya kereta dipenuhi oleh pelajar yang baru pulang sekolah. Baru di sini aku satu kereta dengan gerombolan pelajar Jepang. Selama di Tokyo ketemunya dengan pekerja kantor melulu. Dan para pelajar Jepang ternyata sexy - sexy bow, mirip dengan cewe-cewe yang ada di situs B*KEP yang pada make kostum seragam sekolah gitu, tapi gak pake kuncir dua kayak di film *ketauan ikut nonton* wakakaka. Atasan sih pakai kemeja dan blazer tapi itu rok kenapa super mini gitu? sampe kalo (maaf) nungging sedikit aja udah bisa dipastikan CD nya bisa ditonton banyak orang. Mana duduknya pada ngangkang gitu, duuuh..... untung si papa gak naik kereta ini, bisa kegirangan dia :D (maaf gak ada fotonya, bukan situs b*kep :P).



1 comment: